Laman

Jumat, 10 Agustus 2012

TEMAN BARU :D

HIDUP MAHASISWA !!!
akhirnyaaa... segala puji bagi Allah SWT dan junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Saya akhirnya menjadi mahasiswa komunikasi UNS 2012 :D . Kegiatan OSMARU FISIP dimulai tanggal 9-11 Agustus 2012. di sini aku ketemu temen-temen baru dari jurusan lain. Kami dibagi jadi 20 kelompok deh  kalo nggak salah. Dan aku kebagian kelompok PERSUASIF. check the picture below .. ^^

PERSUASIF with Pak Penjaga Parkir
:D
 
(Dari kiri ke kanan)
Dian - Intan - Anggi - Dinta - Kak Devi (pendamping yang sabar abis :D) - Pak Penjaga Parkir - Afit - Rara - Desy - Renissa - Fiya
Wahyu - Faisal - Adit - Sastro - Alan - Hafidz

SEBENARNYAAAAAA........
Kelompok persuasif itu ada 17 orang. Yang 2 orang berhalangan hadir, aku juga nggak tau deh kenapa. Mari kita doakan saja yang terbaik untuk mereka . Amin..
aku pengen cerita banyak sih tentang kegiatan osmaru, tapi udah malem ni, besok masih ada hari terakhir ospek. jadi ceritanya kalo udah selase ospek saja. 
PERSUASIF....
DO THE BEST !! BE THE BEST !! FIGHTING !
Annyeoong....... GOOD BAM .

(cerpen) TUGAS OSMARU

TUGAS OSMARU 


TUGAS OSMARU

              Buatlah sebuah cerpen yang kreatif dan menarik.
  1. Tema dari cerpen sesuai dengan nama kelompok masing-masing
  2. Cerpen yang dibuat minimal satu lembar A4 penuh
  3. Font dari cerpen dibebaskan namun harus jelas, dan ukuran fontnya adalah 12
  4. Dibuat 1,5 spasi dengan margin atas 4, kiri 4, bawah 3, kanan 3
  5. Tampilan cerpen harus dibuat sekreatif mungkin

“Matiiiihhhhh.....”
Hendra menepuk jidatnya sambil terduduk lemas di kursi meja belajarnya. Ia baru saja membaca tugas ospek yang diberikan oleh panitia ospek mahasiswa baru Universitas Sebelas Maret, Solo. Kamis depan adalah hari pelantikan mahasiswa baru sekaligus merupakan hari pertama ospek. Tugas membuat cerpen tersebut juga harus dikumpulkan hari Kamis. Itu berarti tinggal 4 hari lagi, karena sekarang adalah hari Sabtu. Temanya nama kelompok, nama kelompoknya adalah persuasif, Hendra berteriak frustasi sembari mengacak-acak rambutnya. Ia sangat menyadari kelemahannya dalam menulis karangan. Saat SMA guru Bahasa Indonesianya selalu menaruh perhatian lebih pada Hendra karena kekurangannya itu, sehingga nilainya harus dikatrol agar bisa tuntas. Itu pun harus melalui berbagai macam tahapan remidi terlebih dahulu.
Ddrrrttt.......ddddrrrtt......
“Halo?” Hendra meraih ponselnya yang berdering.
“Halo Hen, di mana kamu?” tanya seorang gadis di seberang telepon.
“Di rumah Ca, kenapa? Lagi pusing nih mikirin tugas ospek” balas Hendra sembari menghempaskan badan ke tempat tidurnya.
“Suruh ngapain emang?”
“Bikin cerpen temanya persuasif. Kamu kan tau sendiri aku bermasalah sama yang namanya karang-mengarang” Hendra mendengus pasrah.
browsing aja Hen, gampang kan. Jaman udah canggih kali. Panitianya juga nggak akan tahu kamu copy-paste, dibaca aja mungkin nggak sempat, formalitas kasih tugas aja tuh!” kata Caca.
“Oh iya ya, aku sama sekali nggak kepikiran deh. Thanks lho, Ca, atas sarannya. Udah dulu ya, aku mau coba searching. Assalamualaikum!”
Hendra menutup panggilan setelah terdengar salam balasan dari Caca. Ia melempar ponsel di atas tempat tidur lalu beranjak ke meja belajar, di layar laptopnya masih terpampang jelas tugas ospek yang membuat merinding tatkala Hendra membacanya lagi. Ia kemudian membuka new tab dan mengetik “CONTOH CERPEN BERTEMA PERSUASIF”.

Kamis, 17 Mei 2012

what should i do ??


Akhir-akhir ini aku sering mendengar kata 'mimpi'. Bukan mimpi sebagai bunga tidur, namun mimpi dimana angan dan cita-cita terbayang dengan jelas. Mimpi di mana ada hasrat dan kehausan untuk menggapai segala harapan. Mimpi dimiliki oleh setiap orang, namun.. apakah setiap orang memiliki keyakinan untuk mewujudkan mimpi tersebut? I am not sure. Aku sendiri adalah orang yang tidak yakin akan kemampuanku meraih mimpi itu. Bahkan, aku tak tahu, itu sebuah mimpi, atau hanya khayalan semu. Sejuta inginku, berharap dapat terwujud, tapi aku tak tahu bagaimana harus memulai, di mana harus berawal. Terkadang aku iri, bagaimana orang orang itu bisa mewujudkan harapannya. Manusia diciptakan sama, tapi mengapa aku tak bisa seperti mereka? Ataukah mereka memang lebih berbakat, lebih pintar, memiliki kesempatan yang lebih pula, daripada aku?